Menampilkan 4 dari 4 post
Jika melihat pada sisi luar dari inner tube TPU dari Pirelli Smartube terdapat tulisan "Do'not repait please repair". Yang artinya pabrikan inner TPU ingin ingin mengganti dengan baru ketika tejadi semisal kerusakan di tube ataupun valvenya. Disisi lain kami menemukan produk Tubolito Patch Kit, patch kit yang khsus untuk inner tube TPU, apakah berhasil. Tubolito Patch Kit Kami menemukan produk ini Tokopedia, di MC Bikes Official terjual Rp 150.000,- bisa diorder di https://tokopedia.link/AKnIzG3ORub dan mari kita coba. Didalamnya kami mendapatkan : lem khusus untuk inner tube TPU alchohol pad beberapa buah patch tpu manual paper Mencari Bagian Yang Bocor Mencari titik bocor dengan teknik memompa dan menekan di dalam air, jika keluar gelembung air, disitulah titik bocor yang perlu kita tambal. Mulai Proses Patching Pastikan membaca manual paper terlebih dahulu, agar hasilnya sesuai baik. Berikut stepnya: Bersihkan Bagian yang bocor tersebut dengan alchohol pad yang tersedia, dan usap sisa alchohol tersebut hingga kering. Oleskan lem khusus sedara merata, dan biarkan mengering terlebih dahulu hingga 1 menit. Setelah 1 menit, tempelkan patch nyadan pastikan merata tidak ada celah, untuk penempelan ini perlu waktu sampai 30 menit, dan akan lebih bagian jika di tahan / di jepit dengan benda yang aman untuk inner tube. Cek Ulang Kebocoran Setelah Kering 30 Menit Setelah 30 menit kami benar-benar merasa tempelan ini sudah kering, celah-celah aman. Setelah di cek ulang di air, kami tidak menemukan gelembung-gelembung hasil kebocoran. Sip saatnya kita tes di jalanan. Tapi pastikan sebelum di pakai di jalan, cek terlebih dahulu apakah ada titik kebocoran lainnya. Hasil Tambalan Kami mencoba di ban belakang di Pirello Pzero Race 28mm dengan 90psi. Setelah di coba riding 30KM, psi masih aman 90psi, dan setelah di tinggal semalam masih terjaga 90psi juga. So far so good. - yussan
Kami telah melakukan pengecekan dengan ban clicher dengan dua macam inner tube yang berbeda, yakni untuk Butyl dan TPU. Untuk mengetahui lebih jauh seputar perbedaan 2 macam inner tube tersebut, bisa dibaca lebih lengkap di postingan berikut "Opsi Upgrade Inner Tube Untuk Ban Clincher" . Dengan speed yang sama kami mencoba di 2 macam rute yakni flat dan tanjakan, dengan averagespeed yang sama kami cek apakah power yang digunakan TPU lebih sedikit dari butyl atau bahkan sebaliknya. Di segment ini kami mejaga avg speed 30km/h. Perangkat Pengetesan Disclaimer untuk pengetesan kali ini bisa berbeda sesuai dengan perangkat, rider dan lokasi test. Bike : Elves Quendi Disc + Ultegra R8000 + Elite ENT Disc 50mm Tire : Pireli P-Zero Velo 25mm Inner Tube : Kenda Tube (Butyl), PZero Smartube (TPU) Rute Pengetesan Flat Nama Segment: Pasar Sidorejo Baru to Tugu Seloaji Kledokan Sebenarnya rute ini tidak terlalu flat karena ada tanjakan dan turunan sampai 2% jadi agak sulit untuk menjaga speed. Segment bisa di cek di https://www.strava.com/segments/32822731. Climb Nama Segment: Jembatan Tunjungan Short Climb Tidak panjang, dengan avg gradient 2.6%, kami menjaga agar avg speed di segment ini 20Km/h. Hasil Pengetesan Untuk memastikan kondisi badan yang sama, kami melakukan pengetesan di hari yang berbeda dengan jam yang sama, kebetulan 2 segment tersebut terbilang sepi sebelum jam 6:30am. Dan berikut adalah hasil akhirnya. Di rute flat, avg speed 31km/h, butyl memerlukan 156watt dan TPU memerlukan 144watt, TPU lebih hemat 12watt. Rute climb, avg speed 20km/h, butyl memerlukan 190watt dan TOU memerlukan 182watt, TPU lebih hemat 12watt. Menarik juga power yang di hemat sama-sama 12watt, tapi ini pasti hanya kebetulan saja, dan kesimpulannya memang benar TPU lebih hemat power dengan avg speed yang sama daripada butyl, yang mengartikan juga rolling resistance TPU lebih kecil daripada butyl tube. - yusan
Ban Clicher untuk roadbike, saat ini masih banyak penggemar, mulai karena harganya yang lebih murah, mudah untuk perbaiki ketika ada bocor di jalan cukup ganti inner tube. Berikut salah satu opsi upgrade untuk ban clicher, dengan mengganti inner tube, berikut beberapa opsi yang bisa kamu pilih. Butyl Rubber Credit by alibaba.com Butyl rubber adalah opsi inner tube yang paling banyak di temukan untuk sepeda-sepeda yang masih menggunakan ban clicher. Bahkan penulis pernah menggunakan inner tube Kenda, tapi lupa serinya, dengan harga Rp 25.000, bisa tahan sampai lebih 10000km, kebetulan main aman di aspal mulus, jadi belum pernah kena puncture. Opsi inner tube ini memiliki bobot paling berat, untuk sample produk kenda diatas 199gr. Butyl sendiri bisa dibilang memiliki rolling resistance paling tinggi dari pada jenis lainnya. Makin rendah rolling resistance berarti kualitas inner tube makin bagus, rolling resistance tinggi artinya, dengan speed yang sama, butyl innertube memerlukan power paling tinggi, dari jenis-jenis inner tube lain. Latex Tube Credit by vittoria.com Inner tube dengan bobot ringan dan harga cukup murah adalah latex, namun latex ini dikalangan pesepeda memiliki komentar yang buruk di mata pengguna sepeda, yaitu mudah pecah, tapi mungkin karena yang mereka gunakan adalah merek yang kurang terkenal. Kebanyakan latex memiliki warna khas yakni pink dengan finishing matte color, khas warna karet. Ukuran dari inner tube ini, sedikit lebih kecil dari pada butyl, dan tentu lebih ringan, untuk sample produk diatas Vittoria Competition Inner Tube Latex, beratnya 75gram , dan harga yang ditawarkan sekitar Rp 200.000,-. Untuk rolling resistance berada di antara inner tube Butyl dan TPU. TPU (Thermoplastic Polyurethane) Credit by Pirelli.com Opsi terakhir adalah TPU (Thermoplastic Polyurethane), opsi paling ringan, rolling resistance paling rendah, ukuran paling minimalis, dan diinfokan juga bahan TPU lebih lama menahan angin di dalam ban agar tidak cepat kempis Sample produk yang tampilkan di atas dari Pirelli, untuk varian Pirelli Pzero Smartube, beratnya hanya 35g dan ukurannya ringkas. Cocok untuk kamu yang ingin simpan weight dari Butyl sekaligus mengurangi rolling resistance. Hanya harga yang ditawarkan lebih mahal dari inner tube biasa, untuk Pirelli Pzero Smartube rata-rata Rp 550.000,- di marketplace Indonesia, namun sepadan dengan hasil yang didapat.
Ban dalam atau inner tube adalah bagian utama dari sepeda, karena sifatnya yang flexible dan bisa dilipat sangat kecil membuatnya mudah untuk dibawa-bawa ketika bersepeda, jaga-jaga jika ada kondisi darurat. Sebagai cadangan banyak rider yang beli terlebih dahulu bahkan sebelum terjadi kerusakan pada ban sekarang yang sedang dipakai, pastikan tidak asal beli ya, karena patokannya bukan dari lebar ban luar saja tapi masih banyak faktor lainnya, berikut deskripsinya. Jenis Sepeda Jenis sepeda juga mempengaruhi jenis inner tubenya, roadbike lebih ke bahan yang ringan dan tahan lama untuk putaran tinggi dan memiliki tekanan udara yang tinggi, mtb yang tahan pada kondisi ekstrim , folding bike yang memiliki ukuran lebih kecil dan sebagainya. Lebar Ban Luar Pertama cek terlebih dahulu lebar ban yang disupport oleh inner tube tersebut. Biasanya satu inner tube support untuk berbagai ukuran lebar ban, sebagai contoh ukuran 23mm- 28mm untuk roadbike dan sebagainya. Diameter Roda Beda sepeda biasanya beda pula diameter, jika di MTB ada ukuran 26 inci, 27,5 inci atau 29 inci dan sebagainya, roadbike biasanya memiliki ukuran standar 700c. Lebar Rims Untuk bagian ini lebih sering ditemukan pada roadbike, karena ada beberapa produsen wheelset yang membuat rims dengan kedalaman yang berbeda-beda pula, tujuan utamanya untuk aero. Semakin lebar rimsnya maka kamu juga harus mencari inner tube yang memiliki valve / katup yang panjang pula, biasanya kurang lebih + 50mm dari lebar rims kamu. Semisal lebar rims adalah 25mm, maka cari inner tube dengan panjang katip +-75mm. Kurang lebih seperti itulah 4 hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli inner tube. SEmoga dengan postingan ini tidak ada tragedi salah beli, jika ada yang kurang tolong komentar di kolom komentar dibawah ya, terimakasih.